Pengertian
Sistem Koloid
Nama koloid untuk pertama kali diberikan oleh Thomas Graham pada tahun 1861. Istilah koloid berasal dari bahasa Yunani, yaitu kolla yang berarti lem dan oid yang berarti seperti. Secara harfiah, koloid dapat diartikan seperti lem. Karena, koloid diibaratkan seperti lem dalam hal kemampuan difusinya.
NO
|
Larutan
|
Koloid
|
Suspensi
|
1
|
1
fase
|
2
fase
|
2
fase
|
2
|
Jernih
|
Keruh
|
Keruh
|
3
|
Homogen
|
Antara
homogen dan heterogen
|
Heterogen
|
4
|
diameter
partikel <1nm
|
diameter
partikel 1 nm < d < 100 nm
|
diameter
partikel >100 nm
|
5
|
Tidak
dapat disaring
|
Tidak
dapat disaring dengan penyaring biasa
|
Dapat
disaring
|
6
|
Tidak
memisah jika didiamkan
|
Tidak
memisah jika didiamkan
|
Memisah
jika didiamkan
|
Perbedaan
larutan, koloid, dan suspensi:
Secara sepintas, koloid hampir sama dengan larutan. Namun, untuk membuktikan apakah suatu campuran itu dapat digolongkan koloid atau bukan, maka diperlukan suatu alat bantu, yaitu mikroskop ultra karena ukuran yang sangat kecil.
Jenis-jenis Sistem Koloid
Secara sepintas, koloid hampir sama dengan larutan. Namun, untuk membuktikan apakah suatu campuran itu dapat digolongkan koloid atau bukan, maka diperlukan suatu alat bantu, yaitu mikroskop ultra karena ukuran yang sangat kecil.
Jenis-jenis Sistem Koloid
Jenis-jenis
sistem koloid terbagi menjadi yaitu koloid sol, koloid emulsi dan koloid buih.
Sistem koloid diberi nama berdasarkan fase terdispersi dan fase pendispersinya.
No
|
Fase
terdispersi
|
Medium
pendispersi
|
Jenis
koloid
|
Contoh
|
1
|
Padat
|
Padat
|
Sol
padat
|
Intan
hitam, kaca warna
|
2
|
Cair
|
Emulsi
padat
|
Keju,
mentega
|
|
3
|
Gas
|
Busa
padat
|
Batu
apung, kerupuk
|
|
4
|
Padat
|
Cair
|
Sol,
gel
|
Pati
dalam air, cat, jelly
|
5
|
Cair
|
Emulsi
|
Susu,
mayonaise, santan
|
|
6
|
Gas
|
Busa
|
Krim,
pasta
|
|
7
|
Padat
|
Gas
|
Aerosol
padat
|
Debu,
asap
|
8
|
Cair
|
Aerosol
cair
|
Awan,
kabut
|
Pempek
termasuk kedalam jenis koloid sol, yaitu padat dalam cair dan mempunyai sifat
liofil.
Koloid Sol
Koloid sol merupakan koloid yang terbentuk dari fase zat terdispersi padat. Koloid sol ada tiga jenis, yaitu:
a. Sol padat (padat-padat)
Sol padat adalah jenis koloid dengan fase zat padat terdispersi dan fase zat pendispersi padat. Contoh sol padat adalah logam paduan, kaca berwarna, intan hitam, dan baja.
b. Sol cair (padat-cair)
Sol cair atau biasa disebut sol saja adalah jenis koloid dengan fase zat padat terdispersi dan fase zat pendispersi cair. Contoh: cat, tinta, dan kanji.
c. Sol gas (padat-gas)
Sol gas atau biasa disebut aerosol padat adalah jenis koloid dengan zat fase padat terdispersi dalam zat fase gas. Contoh: asap dan debu.
Berdasarkan sifat adsorbsi yang dimiliki oleh koloid sol, koloid sol dibedakan menjadi 2, yaitu sol liofil dan sol liofob.
a. Sol Liofil
Sol liofil adalah sol yang zat terdispersinya akan menarik dan mengadsorpsi molekul mediumnya. Bila sol tersebut menggunakan air sebagai mediumnya, maka disebut hidrofil.. Contoh sol hidrofil adalah kanji, protein, sabun, agar-agar, detergen, dan gelatin.
b. Sol Liofob
Sol liofob adalah sol yang zat terdispersinya tidak menarik dan tidak mengadsorpsi molekul mediumnya. Bila sol tersebut menggunakan air sebagai mediumnya, maka disebut hidrofob. Contoh sol hidrofob adalah sol sulfida, sol logam, sol belerang, dan sol Fe(OH)3.
Sol liofil lebih kental daripada mediumnya dan tidak terkoagulalsi jika ditambah sedikit elektrolit. Oleh karena itu, koloid liofil lebih stabil jika dibandingkan koloid liofob.
Perbandingan
sifat sol liofil dan liofob
No
|
Sifat
|
Sol
liofil
|
Sol
liofob
|
1
|
Daya
adsorpsi terhadap medium
|
Kuat,
mudah mengadsorpsi
|
Tidak
mengadsorpsi mediumnya
|
2
|
Efek
tyndall
|
Kurang
jelas
|
Sangat
jelas
|
3
|
Viskositas
(kekentalan)
|
Lebih
besar dari pada mediumnya
|
Hampir
sama dengan mediumnya
|
4
|
Koagulasi
|
Sukar
|
Mudah
(kurang stabil)
|
5
|
Lain-lain
|
Bersifat
reversibel
|
Irreversibel
(jika sudah menggumpal sukar dikoloidkan kembali
|
Pembuatan
Koloid
Sistem
koloid dapat dibuat secara langsung dengan mendispersikan suatu zat ke dalam
medium pendispersi. Selain itu juga dapat dilakukan dengan mengubah suspensi
menjadi koloid atau dengan mengubah larutan menjadi koloid. Cara tersebut
dilakukan dengan mengubah ukuran partikel zat terdispersi, yaitu cara dispersi
dan cara kondensasi.
Cara
dispersi dilakukan dengan memperkecil ukuran partikel koloid, sedangkan cara
kondensasi dilakukan dengan memperbesar ukuran partikel.
Pempek
dibuat dengan menggunakan cara dispersi, yaitu dispersi cara mekanik atau
dispersi langsung. Air, tepung kanji, ikan dan bahan lainnya dicampurkan
menggunakan tangan dengan cara diaduk.
Cara
dispersi
a. Cara
mekanik (dispersi langsung)
Butir-butir
kasar diperkecil ukurannya dengan menggiling atau menggerus koloid sampai
diperoleh tingkat kehalusan tertentu, kemudian diaduk dengan medium
pendispersi.
Contoh:
Sol
belerang dibuat dengan menggerus serbuk belerang bersama-sama suatu zat inert
(seperti gula pasir) kemudian mencampur serbuk halus itu dengan air.
b.
Homogenisasi
Dengan
menggunakan mesin homogenisasi.
Contoh:
emulsi
obat di pabrik obat dilakukan dengan proses homogenisasi.
Pembuatan
susu kental manis yang bebas kasein dilakukan dengan mencampur kan serbuk
susu skim ke dalam air dengan menggunakan mesin homogenisasi.
c.
Peptisasi
Dengan
cara memecah partikel-partikel besar menjadi partikel koloid, misalnya
suspensi, gumpalan atau endapan dengan bantuan suatu zat pemeptisasi (pemecah). Contoh:
Agar-agar
dipeptisasi oleh air, nitroselulaosa oleh aseton, karet oleh bensin, dan
lainlain. Endapan NiS dipeptisasi oleh H2S dan endapan Al(OH)3 oleh AlCl3
.
d. Busur bredig
.
d. Busur bredig
Cara ini
digunakan untuk membuat sol-sol logam. Logam yang akan dikoloidkan dijadikan
elektrode yang dicelupkan ke dalam medium dispersi. Kemudian diberi arus
listrik yang cukup kuat sehingga terjadi loncatan bunga api listrik di antara
kedua ujungnya. Mula-mula atom-atom logam akan terlempar ke dalam air, kemudian
atomatom tersebut mengalami kondensasi sehingga menjadi partikel koloid. Cara
ini merupakan gabungan cara dispersi dan kondensasi.
Kandungan
gizi pada pempek
Pempek
dibuat dengan menggunakan bahan dasar ikan tenggiri. Ikan Tenggiri adalah
bahan makanan hewani laut yang biasa dikonsumsi oleh masyarakat
Indonesia. Ikan Tenggiri mengandung energi sebesar 109 kilokalori,
protein 21,5 gram, karbohidrat 0 gram, lemak 2,6 gram, kalsium 0 miligram,
fosfor 0 miligram, dan zat besi 0 miligram. Selain itu di dalam Ikan
Tenggiri juga terkandung vitamin A sebanyak 0 IU, vitamin B1 0 miligram dan
vitamin C 0 miligram. Hasil tersebut didapat dari melakukan penelitian
terhadap 100 gram Ikan Tengiri, dengan jumlah yang dapat dimakan sebanyak 100 %.
Selain itu isi dari pempek adalah telur puyuh. 100 gram telur puyuh
mengandung 13,05 gram protein
Selain
itu, kuah pempek menggunakan bahan dasar gula merah dan asam jawa(Tamarindus
indica L.). Kandungan gizi pada gula merah yaitu:
Informasi
Gizi
|
per 1
sdt, bongkahan
|
Energi
|
46 kj
11 kkal |
Lemak
|
0 g
|
Lemak
Jenuh
|
0 g
|
Lemak
tak Jenuh Ganda
|
0 g
|
Lemak
tak Jenuh Tunggal
|
0 g
|
Kolesterol
|
0 mg
|
Protein
|
0 g
|
Karbohidrat
|
2,92 g
|
Serat
|
0 g
|
Gula
|
2,89 g
|
Sodium
|
1 mg
|
Kalium
|
10 mg
|
Daging
buah asam jawa mengandung 8-14% asam tartarat, 30-40% gula,
serta
sejumlah kecil asam sitrat dan kalium bitaetrat sehingga berasa sangat
masam.
Komposisi
kimia asam jawa dalam 100 gram bahan Komponen
Jumlah
Kalori (kal) 239,00
Protein
(g) 2,80
Lemak
(g)
0,60
Karbohidrat
(g) 62,50
Kalsium
(mg) 74,00
Zat besi
(mg) 0,60
Vitamin
A (SI)
30,00
Vitamin
B (mg) 0,34
Vitamin
C (mg) 2,00
Air
(g) 31,40
Fosfor
(mg) 113,00
Bagian
dapat dimakan (%) 48,00
0 komentar